Senin, 16 September 2013

Apa sih Psikologi Kognitif itu?


Guys, pasti sudah ada yang tau apa itu Psikologi Kognitif dan bagaimana sejarah Psikologi Kognitif itu? Yook kita pelajari selengkapnya.
Ada yang bisa menceritakan kembali nggak pengalaman-pengalaman kalian di masa lalu yang tidak mungkin terlupakan oleh kalian. Pasti banyak pengalaman-pengalaman yang tak munggin bisa kalian lupakan. Seperti halnya dengan pengalaman yang sangat menyenangkan, menyedihkan, terkesan banget oleh kalian pada waktu itu. Pengalaman yang tak terlupakan pada saat sedih contohnya banyak banget guys, seperti halnya kecelakaan, kondisi keluarga yang kocar-kacir, patah hati yang sering dialami oleh pemuda-pemudi dimasa kini. Semua hal itu tidak mungkin terlupakan oleh kita semua. Dan pengalaman yang menyenangkan yang kita alami pasti tidak terlupakan. Contohnya seperti ketika kita mendapatkan juara, entah itu dalam perlombaan apa saja, dan mendapatkan penghargaan ketika jadi yang terbaik diantara yang lain. Itu semua merupakan contoh-contoh pengalaman yang tak terlupakan.
            Mengapa pengalaman itu tidak terlupakan oleh kita? Karena dalam proses pengambilan informasi itu termasuk memori jangka panjang. yang proses awalnya adalah pengambilan informasi atau stimulus yang diberikan dan yang ke dua adalah proses penyimpanan informasi yang digunakan di masa depan, proses selanjutnya yaitu penarikan kembali apa yang telah tersimpan ke dalam memori tersebut. Dan memori terbagi menjadi 3 kelompok yaitu Memori Sensori, Memori Jangka Pendek dan Memori Jangka Panjang. apa yang dimaksud memori sensori, memori jangka pendek dan memori jangka panjang?
  1. Memori sensoris adalah ingatan yang berkaitan dengan penyimpanan informasi sementara yang dibawa oleh pancaindera. Setiap pancaindera memiliki satu macam memori sensoris. Memori Sensoris adalah informasi sensoris yang masih tersisa sesaat setelah stimulus diambil. Jadi, di dalam diri manusia ada beberapa macam sensori-motorik, yaitu sensori-motorik visual (penglihatan), sensori-motorik audio (pendengaran), dan sebaganya.  Memori sensorik cukup pendek, dan biasanya akan menghilang segera setelah apa yang kita rasakan berakhir. Sebagai contoh, ketika anda melihat. Kita melihat ratusan hal ketika berjalan selama beberapa menit. Meskipun perhatian tertuju oleh sesuatu yang anda lihat, itu segera terlupakan oleh sesuatu yang lain yang menarik perhatian anda di antara sekian banyak yang ditangkap indera penglihatan.
  2. Memori jangka pendek atau sering disebut dengan short-term memory atau working memory adalah suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan. Ingatan jangka pendek adalah tempat kita menyimpan ingatan yang baru saja kita pikirkan. Ingatan yang masuk dalam memori sensoris diteruskan kepada ingatan jangka pendek. Ingatan jangka pendek berlangsung sedikit lebih lama dari memori sensoris, selama anda menaruh perhatian pada sesuatu, anda dapat mengingatnya dalam ingatan jangka pendek. (dilupakan dalam 15 hingga 25 detik) 
  3. Memori jangka panjang (long term memory) adalah suatu proses memori atau ingatan yang bersifat permanen, artinya informasi yang disimpan sanggup bertahan dalam waktu yang sangat panjang. Kapasitas yang dimiliki ingatan jangka panjang ini tidak terbatas. Memori jangka panjang adalah gundangnya informasi yang dimiliki oleh manusia. Ingatan jangka  panjang berisi informasi dalam kondisi psikologis masa lampau, yaitu semua informasi yang telah disimpan, tetapi saat ini tidak sedang dipikirkan. Informasi yang disimpan dalam ingatan jangka panjang diduga dapat bertahan dalam waktu yang panjang bahkan selamanya. Kehilangan ingatan pada ingatan jangka panjang ini hanya dimungkinkan apabila seseorang mengalami kerusakan fungsional dari sistem ingatannya.



Apa sih yang dimaksud Psikologi Kognitif itu?
Dalam psikologi kognitif, perlu diketahui definisi dari kognisi dan psikologi kognitif.Kognisi adalah cara manusia berpikir sedangkan psikologi kognitif adalah sebuah bidangstudi tentang bagaimana manusia memahami, belajar, mengingat dan berpikir tentang suatuinformasi.
Psikologi Kognitif merupakan ilmu yang mempelajari mengenai pemrosesan informasi. Maksudnya yang dibahas dalam psikologi kognitif itu ya hanya seputar memperoleh dan bagaimana memproses informasi mengenai dunia, cara informasi tersebut di simpan dan di proses oleh otak, berpikir, menyusun bahasa, serta bagaimana proses-proses tersebut ditampilkan dalam perilaku yang dapat diamati oleh orang lain.
Psikologi kognitif dapat dipahami melalui:
· Proses2 mental (mind); aktivitas proses mental yang berkaitan dengan pikiran.
· Pendekatan (cara pandang terhadap perilaku)
Solso; 1991: Psikologi kognitif: adalah sesuatu yang berkaitan dengan bagaimana kita memperoleh informasi mengenai dunia, bagaimana informasi tsb direpresentasikan dan ditransformasikan sebagai pengetahuan, bagaimana informasi itu disimpan dan bagaimana pengetahuan tersebut digunakan untuk mengarahkan perhatian dan perilaku kita.
Ruang Lingkup Psikologi Kognitif: memori, persepsi, pengambilan keputusan, bahasa, problem solving, inteligensi, emosi&kognisi, penalaran, konsep, pengetahuan (prosedrual).
Manfaat mempelajari psikologi kognitif:
· Satu porsi untama u/ studi psikologi manusia.
· Membantu psikologi lain (psi.sosial, pendidikan)
· Menentukan & meningkatkan perilaku (performansi) + cara bekerja pikiran.
Faktor yang mendukung sejarah:
o Ketidak puasan behaviorisme
o Naom Chamsky: bahasa
o Penelitian memory tahun 1950
o Jean Peaget : teori perkembangan kognitif (permanensi obyek)
o Pendekatan informasi & komunikasi (ilmu teknologi dan computer).
Sejarah:
v 2000 tahun lalu → Aristoteles → memory, Imagery.
v Abad sebelum 20:
- Wilhelm Wundt 1879 → laboratorium → metode interpeksi.
- Herman Ebbinghans → suku kata tak bermakna
- Calkin → riset memory
- William james → 2 jenis memory: (struktur memory, proses memory)
v Abad 20
- J.B. Watson; 1924 → behavioristik
- Koffka, kohler → Gestalt.
v Psi.kognitif kontemporer
- 1956 → symposium 11 sept 1956 (Massachusetts Institute of Technology). Artikel, jurnal. Mulai saat itu psi.kognitif berkembang pesat.
- Buku karangan “cognitive Psychology” → Olric Neisser; 1976
Asumsi-asumsi:
1. Proses psi.kognitif aktif tidak pasif
2. Proses psi.kognitif sangat efisien dan akurat
3. Proses psi.kognitif lebih baik menangkap informasi positif daripada negative
4. Proses psi.kognitif berhubungan satu dengan yang lain, tidak bekerja secara terpisah
5. Proses psi.kognitif tidak dapat diamati secara langsung.

Hanya itu yang bisa saya tulis tentang PSIKOLOGI KOGNITIF, tulis kitik dan tanggapan anda tentang tulisan saya, karena dengan tanggapan anda saya bisa memperbaiki tulisan saya.
Terimakasih, semoga bermanfaat


Rabu, 04 September 2013

TEORI TEORI KEPRIBADIAN

Pengertian Kepribadian

Kata kepribadian (personality) diambil dari bahasa yunani yang berarti terpercaya. Dalam bahasa yunani, pertunjukkan teater dimainkan oleh laki-laki yang memakai topeng yang berbeda-beda untuk menyebarkan karakter yang berbeda-beda. Dimasa sekarang ini, kepribadian merupakan topeng, sebagai penunjukkan dari dalam diri yang ditunjukkan keluar melalui perilaku.

Ada beberapa kata atau istilah yang oleh masyarakat diperlakukan sebagai sinonim kata personality, namun ketika istilah-istilah itu dipakai di dalam teori kepribadian diberi makna berbeda-beda. Istilah yang berdekatan maknanya antara lain :
1. Personality (kepribadian) : penggambaran perilaku secara deskriptif tanpa memberi nilai (devaluative)
2. Character (karakter) : penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai (benar-salah, baik-buruk) baik secara ekspilit maupun implisit.
3. Disposition (watak) : karakter yang telah dimiliki dan sampai sekarang belum berubah.
4. Temperament (temperament) : kepribadian yang berkaitan erat dengan determinan biologic atau fisiologik, disposisi hereditas.
Sampai sekarang, masih belum ada batasan formal personality yang mendapat pengakuan atau kesepakatan luas dilingkungan ahli kepribadian. Masing-masing pakar kepribadian membuat definisi sendiri-sendiri sesuai dengan paradigma yang mereka yakini dan fokus analisis dari teori yang mereka kembangkan.

DEFINISI KEPRIBADIAN MENURUT BEBERAPA AHLI
HILGARD & MARQUIS: Kepribadian adalah nilai sebagai stimulus sosial, kemampuan menampilkan diri secara mengesankan.
STERN : Kepribadian adalah kehidupan seseorang secara keseluruhan, individual, unik, usaha mencapai tujuan, kemampuannya bertahan dan membuka diri, kemampuan memperoleh pengalaman
ALLPORT : Kepribadian adalah organisasi dinamik dalam sistem psikofisiologik seorang yang menentukan model penyesuaiannya yang unik dengan lingkungannya.
GUILFORD : Kepribadian adalah pola trait-trait yang unik dari seseorang.
PERVIN : Kepribadian adalah seluruh karakteristik seseorang atau sifat umum banyak orang yang mengakibatkan pola yang menetap dalam merespon suatu situasi.
Jadi kepribadian adalah : Kepribadian menunjuk kepada sifat umum seseorang-fikiran, kegiatan, dan perasaan- yang berpengaruh terhadap keseluruhan tingkah lakunya.

Aspek-aspek dalam kepribadian

Lingren (dalam Heidenrich, 1970) memandang bahwa selain pentingnya kemunculan stimulus; kepribadian juga sekaligus mencakup aspek-aspek dalam perilaku seperti karakter, struktur dalam diri yang berupa nilai, sikap, dan kepercayaan diri dalam diri individu.
Peak dalam Rachmawati (1996) menyebutkan bahwa ada aspek optimis dan pesimis dalam kepribadian individu. Karakteristik kepribadian yang optimis membuat individu cenderung mencari dukungan sosial dan lebih menekankan pada nilai positif masalah; sedang kepribadian pesimis akan menghadapi masalah dengan menghindari atau menyalahkan dan berpikir negatif mengenai diri sendiri.
Jadi ada beberapa aspek yang mempengaruhi kepribadian, seperti stimulus, kepercayaan, perilaku, struktur dalam diri individu, dan karakteristik pribadi individu. Berbagai macam aspek ini berbaur dalam diri individu, membentuk sebuah kepribadian yang akan menentukan atau dapat digunakan untuk meramalkan perilaku individu dimasa mendatang atau saat mendhadapi masalah.

Hal-hal yang berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian

Heidenrich (1970) mengemukakan ada banyak hal yang dapat mempengaruhi muncul dan perkembangan sebuah kepribadian tertentu. Hal ini akan akan diuraikan dalam pembahasan berikut ini, yaitu:
a. lingkungan sosial; dalam hal ini lingkungan sosial tidak menentukan batasan individu, individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, namun juga mampu merubah/menambah lingkungannya.
b. belajar dan kemampuan dalam diri individu; yang merupakan dimensi penting yang menentukan kapasitas individu menyelesaikan masalah, mengendalikan, emosi dan bekerjasama dengan orang lain, menemukan identitas diri dan harga diri yang mempengaruhi minat dan motivasi, mengenai standar benar/salah dan menyesuaikan sendiri dengan orang lain.
c. kematangan dan perkembangan fisik/tubuh dan mental, intelegensi, moral, spiritual, sosial dan emosi yang semuanya mempengaruhi usaha individu untuk berbaur di lingkungan.
d. kebutuhan dan motivasi, termasuk kebutuhan fisik (udara, air, makanan, rumah) dan psikologis (rasa aman, penerimaan prestasi, kasih sayang dari lingkungan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Teori Kepribadian

Berkembangya teori-teori kepribadian tidak terlepas dari sejumlah faktor yang melatar belakangi dan mempengaruhinya, yang secara garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu faktor-faktor historis dan faktor-faktor kontemporer. Koeswara (1991: 13) mengibaratkan kedua faktor tersebut sebagai faktor pembawaan dan faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang.

Faktor-faktor historis

Secara historis banyak faktor yang mempengaruhi berkembanya teori-teori kepribadian dan empat diantaranya merupakan faktor yang pengaruhnya sangat kuat. Keempat faktor yang dimaksud adalah : a. peng-obatan klinis Eropa, b. psikometrik, c. behaviorisme, dan d. psikologi Gestalt.

Faktor-faktor Kontemporer

Faktor-faktor kontemporer yang mempengaruhi perkembanga teori kepribadian mencakup faktor dari dalam dan dari luar psikologi. Faktor-faktor yang bersumber dari dalam bidang psikologi yaitu: a. munculnya perluasan bidang psikologi, seperti psikologi lintas budaya (cross-cultural psychology), dan b. Studi tentang proses-proses kognitif dan motivasi.
Faktor-faktor kontemporer dari luar bidang psikologi yang mempengaruhi perkembangan teori kepribadian antara lain berkembangnya aliran filsafat eksistensialisme, perubahan sosial budaya yang pesat, dan berkembangnya teknologi komputer.
Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang menekankan kebebasan, penentuan diri, dan keberubahan manusia, mempengaruhi para teoris kepribadian eksistensial dan humanistik. Perubahan sosial budaya telah memberikan arah baru kepada penelitian dan penyusunan teori kepribadian. Sedangkan berkembangnya teknologi komputer membuka peluang yang luas bagi penelitian secara besar-besaran dan cermat.
Kesimpulan bahwa kepribadian terkelompokkan dalam berbagai penggolonggan berdasarkan tipe tubuh, sikap, atau norma masyarakat. Pada beberapa ahli, pendasaran ini akan menentukan bagaimana tipe kepribadian individu yang bersangkutan. Misalnya untuk tipe tubuh kurus tinggi berbeda kepribadiannya dengan tipe tubuh bulat gemuk, atau untuk kelas sosial yang berbeda akan memunculkan kepribadian yang berbeda pula sesuai dengan kelas sosial dimana individu tersebut berada

Diambil dari: http://violarif.blogspot.com/2010/12/teori-teori-kepribadian.html

Faktor-faktor yang mempengaruhi teori kepribadian

Faktor-faktor yang mempengaruhi teori kepribadian :

  1. Tradisi observasi klinik, mulai dari Charcot dan Janet, termasuk Freud, Jung, dan McDougall, paling banyak menentukan hakekat teori kepribadian melebihi satu faktor tunggal lain manapun.
  2. Tradisi Gestalt dan William Stern. Para teoritikus ini sangat terkesan dengan kesatuan tingkahlaku, dan karena itu yakin bahwa penelitian yang bersifat segmental atau terpisah-pisah tentang unsur-unsur kecil tingkahlaku sama sekali tidak akan dapat menjelaskan.
  3. Psikologi eksperimental secara umum dan teori belajar pada khususnya. Gerakan ini memunculkan perhatian yang lebih besar terhadap penelitian empiris yang dikontrol dengan teliti, pemahaman yang lebih baik terhadap hakekat penyusunan teori, serta pengetahuan yang lebih terinci tentang cara-cara mengubah tingkahlaku.
  4. Tradisi psikometrik yang berfokus pada pengukuran dan penelitian tentang perbedaan-perbedaan individu. Sumber ini telah meningkatkan kecanggihan dalam menyusun skala atau mengukur dimensi-dimensi tingkahlaku dan menganalisis data secara kuantitatif.
Pengaruh-pengaruh lain bersumber dari genetika, positivisme logis, dan antropologi sosial, tetapi tidak sebesar pengaruh keempat faktor di atas.

diambil dari : http://psikologikepribadian-telaah.blogspot.com/2009/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-teori.html